Selasa, 04 Juli 2017

Berbagi Pengalaman Mendapatkan Beasiswa LPDP : Pendaftaran dan Seleksi Administrasi LPDP 2017


Assalamu’alaikum wr wb.

Halo rekan-rekan scholarship hunters, nama saya Diah Ayu Pradnyani. Tulisan ini saya buat sebagai rasa syukur saya kepada Allah SWT karena telah mengizinkan saya untuk memperoleh Beasiswa Pendidikan Indonesia  (BPI) Magister Doktoral LPDP Dalam Negeri Batch 1 Tahun 2017. Alhamdulillah, all praises to Allah. Saya adalah seorang Pegawai Negeri Sipil (currently) di KPP Pratama Badung Selatan, Kanwil DJP Bali, Direktorat Jenderal Pajak, Kementerian Keuangan.  Saya ingin berbagi pengalaman dari persiapan hingga dinyatakan lolos seleksi beasiswa LPDP Dalam Negeri Tahun 2017. Oh iya, Blog ini juga saya tulis sebagai referensi untuk para pencari beasiswa, terutama untuk rekan-rekan saya sesama pegawai Kementerian Keuangan. Satu lagi, ini kali pertama saya menulis blog jadi mohon maaf sebesar-besarnya kalo masih banyak kekurangan dalam penulisan. Mohon masukannya juga dari teman-teman semua yaaa πŸ˜ƒπŸ˜ƒ


Sekilas Tentang BPI Magister dan Doktoral LPDP
Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) Program Magister dan Doktoral adalah program beasiswa yang dibiayai oleh pemerintah Indonesia melalui pemanfaatan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional (DPPN) dan dikelola oleh LPDP untuk pembiayaan studi lanjut pada program Magister atau program Doktoral di Perguruan Tinggi di dalam dan di luar negeri.

Beasiswa ini bertujuan untuk mendukung ketersediaan sumber daya manusia Indonesia yang berpendidikan dan berkualitas serta memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi dan mempunyai visi masa depan bangsa yang kuat sebagai pemimpin Indonesia masa depan. Komitmen LPDP tersebut diwujudkan melalui pemberian bantuan pendanaan dalam bentuk beasiswa kepada masyarakat untuk studi lanjut pada program Magister atau program Doktoral di Perguruan Tinggi unggulan baik di dalam maupun di luar negeri bagi yang memenuhi kualifikasi LPDP.

Sasaran Pendaftar BPI Program Magister dan Doktoral adalah Warga Negara Indonesia (WNI) yang mempunyai kemampuan akademik yang unggul dan jiwa kepemimpinan yang kuat serta berkeinginan untuk melaksanakan studi lanjut pada program Magister atau program Doktoral pada perguruan tinggi tujuan LPDP baik pada bidang ilmu yang sama maupun berbeda dengan bidang ilmu pada jenjang pendidikan sebelumnya.

Beasiswa LPDP ini merupakan salah satu yang paling bergengsi dan paling dicari oleh para pemburu beasiswa karena selain benefit selama menjadi awardee (seluruh biaya kuliah dan living allowance ditanggung LPDP), benefit setelah menjadi alumni juga (denger-denger) banyak banget salah satunya adalah prioritas untuk mendapatkan beasiswa doktoral dan prioritas untuk keikutsertaan dalam seminar-seminar ilmiah baik tingkat nasional maupun internasional. πŸ˜ƒ

Sekarang kita masuk ke intrik dan polemik (ceilaaah) dalam memburu beasiswa LPDP. Cekidot πŸ˜†

1.  Pengumuman Tugas Belajar
Pada tanggal 02 Maret 2017, bertepatan dengan riwehnya kantor saya sehubungan dengan periode terakhir Program Tax Amnesty sekaligus batas akhir penyampaian SPT Tahunan Orang Pribadi Tahun 2016, keluarlah pengumuman penawaran Beasiswa Pendidikan Indonesia LPDP Tahun 2017. Saat itu saya lihat syarat-syartanya. Banyak bangeeeet πŸ˜“

Sebenarnya ga banyak siiih, cuman dengan waktu yang sangat mepet dan di tengah banyaknya tugas kantor karena program amnesti pajak dan pelaporan SPT Tahunan, membuat saya mulai khawatir waktu untuk menyiapkan segala kelengkapannya tidak akan cukup karena deadline pengumpulan berkas adalah 03 April 2017 sedangkan bulan Maret, kantor pajak lagi hectic2nya.

2. Permohonan Izin tugas Belajar
Naah, untuk kami para pegawai Kemenkeu, sebelum ikut seleksi BPI LPDP, kami harus mengajukan permohonan Izin Tugas Belajar dari Sekretaris Direktorat Jenderal Pajak dan surat rekomendasi dari Pusdiklat PSDM  yang akan dikirimkan langsung ke Direktur LPDP (surat-surat ini harus diupload saat pendaftaran dan dibawa saat verifikasi dokumen). Batas waktu untuk pengajuan permohonan izin belajar pendaftar BPI Dalam Negeri adalah tanggal 21 Maret. Disini saya mau klarifikasi sedikit. Permohonan izin tugas belajar adalah tahapan yang berbeda dengan seleksi BPI LPDP karena banyak rekan-rekan saya yang mengira bahwa ikut seleksi beasiswa LPDP melalui Sesdirjen. Beda yaaa teman-teman. Dokumen yang kita kirim ke Kantor Pusat DJP hanya untuk mendapatkan surat izin belajar yang merupakan salah satu syarat dalam seleksi administrasi. Untuk seleksi BPI LPDP baik dalam negeri maupun luar negeri tetap melalui website resmi LPDP di http://www.beasiswa.lpdp.kemenkeu.go.id/ 

Adapun syarat dokumen untuk permohonan izin tugas belajar adalah sebagai berikut.
a.  Formulir aplikasi beasiswa
b.  Satu lembar fotokopi ijazah dan transkrip nilai yang sudah dilegalisasi. Disini memang tidak ada syarat IPK, tetapi yang IPK-nya <3.0 biasanya tidak mendapatkan surat rekomendasi dari Pusdiklat PSDM yang menjadi syarat verifikasi dokumen LPDP.
c.  Satu lembar fotokopi SK pangkat terakhir
d.  Satu lembar fotokopi Penilaian Prestasi Kinerja terakhir
e.  Surat Keterangan Tidak Sedang Menjalani Hukuman Disiplin
f. Surat Keterangan Tidak Sedang Dicalonkan untuk Memperoleh Beasiswa, tidak memiliki ijazah S2/S3 ataupun tidak sedang mengikuti pendidikan S2 (jadi kalo kita sudah S2 di luar kedinasan, udah ga bisa lagi ikut beasiswa magister di LPDP yaah.. bisanya ikut beasiswa doktoral)
g.  Surat rekomendasi atasan langsung
h.  Surat pernyataan telah memiliki masa kerja minimal 2 tahun
i.   Surat keterangan berbadan sehat dan bebas narkoba dari Rumah Sakit pemerintah, plus surat keterangan bebas TBC untuk pendaftar BPI Magister Luar Negeri.

Buat yang bertanya-tanya, apakah saat permohonan izin tugas belajar ini perlu melampirkan TOEFL/IELTS/sertifikat bahasa asing lainnya, jawabannya tidak wajib yaaa 😊
Seritifikat bahasa asing hanya wajib disertakan saat mendaftar seleksi beasiswa sebagai syarat untuk ikut seleksi administrasi.

Anyway, untuk yang bisa daftar seleksi beasiswa magister di LPDP tidak hanya PNS ya guys, tetapi semua orang bisa mendaftar sepanjang memenuhi dokumen yang dipersyaratkan. 

3.   Tahap Pendaftaran
     Oke, sekarang kita masuk ke tahap pendaftaran. Syarat pendaftarannya hampir mirip dengan syarat permohonan izin tugas belajar yaitu sebagai berikut.

a.  Surat keterangan berbadan sehat dan bebas narkoba dari Rumah Sakit pemerintah, plus surat keterangan bebas TBC untuk pendaftar BPI Magister Luar Negeri.
b. Surat Reomendasi dari tokoh masyarakat bagi yang belum/tidak bekerja, atau rekomendasi dari atasan bagi yang sedang bekerja (untuk DJP rekomendasi dari Eselon III).
c. Memilih universitas dan program studi/bidang keilmuan yang sesuai dengan ketentuan LPDP
d. Bersedia menandatangani surat pernyataan yang isinya kurang lebih bersedia kembali dan mengabdi untuk Indonesia, tidak menerima beasiswa dari sumber lain, tidak terlibat aktivitas yang melanggar hukum, dan seterusnya (uda ada formatnya).
e.  Usia maksimal untuk PNS 35 tahun dan PNS dengan jabatan fungsional maksimal 42 tahun
f.   Tidak sedang atau telah menempuh studi program magister baik di Perguruan Tinggi Dalam maupun Luar Negeri.
g.  Memiliki IPK minimal 3.0 apabila sudah memiliki LOA Conditional dan <3.0 untuk yang telah memiliki LOA Unconditional (LPDP lebih memprioritaskan pendaftar dengan IPK >3.0)
h.    Memiliki dokumen resmi bukti penguasaan bahasa inggris yang diterbitkan oleh ETS (www.ets.org) atau IELTS (www.ielts.org) yang masih berlaku
i.  Pendaftar Magister Dalam Negeri harus memiliki dokumen resmi bukti penguasaan bahasa Inggris sebagaimana dimaksud pada angka (10) dengan skor sekurang-kurangnya:
  • ·  TOEFL ITP® 475/iBT® 57/IELTS™ 5,5/TOEIC® 600 bagi pendaftar yang memiliki LoA      Unconditional;
  • ·  TOEFL ITP® 500/iBT® 61/IELTS™ 6,0/TOEIC® 650 bagi pendaftar yang tidak memiliki  LoA Unconditional; atau
  • ·   TOAFL 500 bagi program studi yang mensyaratkan TOAFL sebagai syarat masuk.
j.  Pendaftar Program BPI Magister Luar Negeri harus memilki dokumen resmi bukti penguasaan bahasa Inggris sebagaimana dimaksud pada angka 10 memiliki skor sekurang-kurangnya:
  • ·  TOEFL iBT® 75/IELTS™ 6,5/TOEIC®750 bagi pendaftar yang memiliki LoA Unconditional; atau
  • ·  TOEFL iBT® 80/ IELTS™ 6,5/TOEIC® 800 bagi pendaftar yang tidak memiliki LoA Unconditional.
k.  Menulis rencana studi sesuai program program magister pada perguruan tinggi tujuan.
l.   Menulis essay dengan tema kontribusiku bagi Indonesia dan Sukses Terbesar dalam hidupku.

Banyak banget syaratnya? hahaa.. engga kok.. Cuman karena saya belum nyiapin apapun sebelumnya jadi terlihat banyak. Ditambah lagi karena di kantor lagi sibuk-sibuknya, jadi agak sulit buat saya untuk nyiapin dokumen-dokumen tersebut. Jadi buat yang udah tau syaratnya bisa tuh dicicil dari sekarang kayak sertifikat bahasa inggris kan masa berlakunya 1-2 tahun. 

Waktu itu saya belum punya sertifikat bahasa inggris apapun. hikss.
Jadilah saya cari-cari info tentang lembaga yang bisa mengeluarkan seritifikat TOEFL IBT/ITP di Denpasar (karena saya juga ga pede mau ikut IELTS tanpa persiapan). FYI, TOEFL/IELTS/TOEIC hanya dilaksanakan pada jadwal-jadwal tertentu saja jadi ada baiknya untuk direncakan jauh-jauh hari termasuk kalau butuh preparation sebelumnya kayak IELTS/TOEFL IBT. Ada lembaga yang ngadain 1, 2, 3 sampai 6 bulan sekali. Disesuaikan dengan permintaan pengadaan tes juga.

Akhirnya saya dapet info lembaga kursus Vista Denpasar, itu bisa mengeluarkan sertifikat IBT dengan biaya +Rp3jutaan (saya lupa persisnya berapa). Saya pikir mahal juga ya, scara universitas tujuan saya adalah universitas dalam negeri, yang mostly hanya mensyaratkan TOEFL ITP, jadi sepertinya saya akan cari alternatif lainnya. untuk pendaftar beasiswa Luar Negeri, biasanya universitas di Luar Negeri memang mensyaratkan TOEFL IBT atau IELTS yaah.
Jadi waktu itu kebetulan di Bali ada Libur Hari Raya Nyepi dan saya memang sudah berencana untuk pulang kampung ke Solo. Berhubung saya akan ke Solo, saya cari info ke UPT Bahasa UNS untuk TOEFL dan mereka bilang kalo kuota TOEFL sudah penuh karena banyak sekali mahasiswa yang ikut TOEFL untuk pendaftaran LPDP juga. Saya udah ketar-ketir nih. Uda pasrah aja. Lalu dari pihak UNS menawarkan untuk menggunakan sertifikat TOEIC.
Saya langsung menyanggupi karena biayanya hanya Rp500ribu sajaa (alhamdulillah) dan tanggal tesnya bertepatan saat saya ada di Solo dan lagi hasilnya bisa diambil tanggal 30 Maret 2017 (sebelum batas waktu pendaftaran berakhir).

Oh iya buat yang belum tes, jangan lupa lembaga yang mengeluarkan sertifikat TOEFL/TOEICnya harus dari ETS (Educational Testing Service) yaaah. Jadi jangan lupa dikonfirmasi terlebih dulu sebelum tes ke lembaga kursus/universitas bahwa sertifikatnya harus dikeluarkan oleh ETS. Kalau menurut pendapat saya pribadi, TOEIC ini levelnya lebih mudah dari TOEFL apalagi IELTS karena bahasa yang digunakan dalam tes adalah bahasa komunikasi dunia kerja sehari-hari. Dan tanggal 30 Juni pun tiba, saya menerima hasil TOEIC dengan score 800. Alhamdulillah. Hari itu juga izin tugas belajar dari Sekretaris Direktorat Jenderal Pajak dikirimkan ke email saya. Untuk syarat minimal score bisa dilihat di atas yaaah. Bagi yang sudah memiliki LOA Unconditional dari pihak Universitas memang syarat minimalnya scorenya lebih rendah dibanding yang belum memiliki LOA Unconditional.


Contoh Sertifikat TOEIC Listening and Reading ETS



Setelah mendapatkan kedua dokumen penting tersebut, saya mulai membuat essay Kontribusiku untuk Indonesia, Sukses Terbesarku, dan Rencana Studi. Ini jangan ditiru yaaaa. Hahaa. Seharusnya sembari menunggu hasil dan dokumen, kita bisa mulai membuat essay dan rencana studi. Tetapi waktu itu karena saya kurang pede dengan hasil TOIEC, ditambah lagi dengan kesibukan di kantor di akhir Maret yang lemburnya sampai jam 12 malam, saya baru mulai membuat essay dan rencana studi setelah tanggal 30 Maret 2017. Saya berdiskusi dengan beberapa orang termasuk Suami Tercinta (makasih mas Doni 😍) dan alhamdulillah berhasil menyelesaikan semua dokumen dan dengan mengucapakan Bismisllah saya mengupload semua dokumen dan mendaftar untuk ikut Seleksi Administrasi pada tanggal 02 April 2017 di website LPDP. Tips untuk menghindari gagal upload, jangan mendaftar/upload dokumen di hari terakhir batas waktu pendaftaran karena biasanya akan sulit masuk ke website LPDP saking banyaknya aplikan yang akses  dan sering ada trouble saat upload dokumen. Jangan lupa juga cek dokumen yang sudah terupload apakah sudah terupload dengan sempurna atau masih ada kekurangan.


Semua persiapan mepet ini ga akan berjalan dengan begitu mudah tanpa ada doa dan restu dari orang tua, suami, keluarga, dan semua orang yang mendoakan saya.
Untuk itu saya sangat-sangat(-sangat) berterima kasih kepada mereka semua karena tanpa doa mereka hal ini akan sangat berat untuk dilakukan.

Duh, kepanjangan yah ceritanya? Hahaha.. maaf yaaaa.. I’m getting too excited! :D
Untuk tahap seleksi selanjutnya, lanjut di thread berikutnya yaaah (karena blog ini dibuat di sela-sela jam istirahat kantor). Semoga bermanfaat buat temen-temen semua dan Selamat Berjuang!

See you on my next blog 😍


*)mohon masukannya untuk perbaikan tulisan saya berikutnya dan monggo comment untuk hal-hal yang mungkin lupa saya infokan terkait tahapan di atas dan saya sangat-sangat terbuka apabila ada koreksi, kritik, dan saran untuk perbaikan blog saya yang newborn ini. Terima kasih. 

Wassalamu'alaikum wr wb.








4 komentar:

  1. So inspiring! Thank you for sharing ur story, Mrs. Diah!

    BalasHapus
  2. Halo mba..boleh minta alamat email?trims

    BalasHapus
  3. Thn 2010, 2 juta sarjana&diploma menganggur. Lulusan S-1 SASTRA INGGRIS (belajar 4 tahun full time) diseluruh Indonesia TIDAK PERNAH di GARANSI bisa capai TOEFL 550. Lulusan sekolah diluar negeri (2-4 tahun belajar) & sudah habiskan RATUSAN JUTA, tidak pernah ada jaminan bisa capai TOEFL 580. FUTURE school of English JAMIN kamu bisa capai TOEFL 600 hanya dlm 6 BULAN INTENSIF. Mau tahu lebih lanjut,hubungi 087878787190

    BalasHapus